jika sudah waktunya, akan ku akhiri semua, ku toreng belati di wajahku dan di tipisnya kulit pipiku, tak apalah biar ku lukai wajah ini asalkan jangan kau injak harga diriku, matipun rela asal tak kau cintai hatiku dengan rasa curiga dan tak percaya akan kata kataku.
sudah pedih terpendam duka lara ini oleh kalimat yang kau curahkan kepadaku, sudah mati hati ku di makan amarah akan sifatmu, berdiri menantang bertolak pinggang di hadapan ku, dan sedangkan kau terus saja menunjuk ke arah wajahku ini, sehingga membuatku tersungkur tiada kata kata, membisu dan bertahta di dalam kenistaan.
angin dan dingin udara, temani diriku dan bawalah aku dari semua ini, bawaku melayang di dunia mu, dimana tempat kau berlari bersama angan dan jiwa orang yang gembira karena tersakiti.
karena tak berdaya ku terdiam, karena tak kuasa ku menangis, karena tak menangis ku tertawa, semua ini kujalani dengan seyuman yang mendalam dan tanpa tanda tanya sama sekali, ku percaya bahwa semua ini hanyalah realita yang mesti ku ambil hikmah dan hikayat dari perjalanan hidupku
dari lubuk hati ku menangis, tetapi mata ini tak kuasa untuk terpejam dan mengeluarkan air mata, karena air mata ini telah habis dan kering oleh kekejaman dunia ini
Reptar king of the ozone
Senin, 23 Maret 2009
harga diri tak bertepi
Diposting oleh Ramon di 05.42 0 komentar
Minggu, 15 Maret 2009
Diriku
aku adalah saya
jiwaku adalah tubuhku
berisi namun kosong
kosong namun berisi
banyak kata kata yang sulit di mengerti
banyak bunga cinta namun berduri
sekian singkat mimpi yang di beri
tapi begitu panjang makna yang ada
sehelai udara gemercik cahaya
menuntun dan menghempas
semua kedustaan yang pernah ada
merelakan mimpi terbuang sirna
harapan tak pantas
cercaan tak hina
burukkah dia? sucikah dia?
hanya angan yang menentukan
Diposting oleh Ramon di 05.42 0 komentar
tak berharap
kilapan mentari membelai bunga mawar
semerbak angin, semakin menyejuk
menggelora dan terus berkibar
bak rona pucat sang bukan, yang pamit karena lelah
gemulai nada berdiri semampai
kemilau pasir dideru gelora ombak
dipasang mimpi kian ku berderu
dibalik angan ku berteriak
akan terhimpitkah bunga cinta
melonglong di bawah sinar bulan
mencabik takbir angan yang menyempit
harum sungguh harum merona merah
tapi sayang sudah tak ada asa
pupuslah harapan ini
musnah sudah cita cita
penyesalan sudah menjadi teman
penderitaan yang kian putus asa.
Diposting oleh Ramon di 05.18 0 komentar